Sempitnya lahan pertanian sering menjadi alasan petani enggan bercocok tanam. Padahal dengan cara bertanam berjenjang (verticulture) seperti yang dilakukan Suhadi, pengusaha agrobinis dan petani di Kota Pasuruan, lahan terbatas bukan halangan bertani.
“Terus terang saya bukan penemu cara bercocok tanam model vertikultur. Saya hanya ingin memperkenalkan vertikultur dan mengajak masyarakat di kota untuk gemar bercocok tanam walaupun di lahan sempit di halaman rumah,†ujar Suhadi ditemui di Tegalbero Camp miliknya di Tegalbero, Kel. Wirogunan, Kota Pasuruan.
Tegalbero Camp merupakan model pertanian terpadu yang mewadahi perkebunan, pertanian, perikanan, dan peternakan (buntaninak). Melalui Lembaga Pengembangan Kewirausahaan (LPK), Suhadi menggarap lahan Tegalbero Camp seluas sekitar 2,5 hektare, yang terletak sekitar 1 km di pinggiran Kota Pasuruan.
“Saya ingin Tegalbero Camp ini menjadi model pertanian terpadu yang bisa diikuti warga kota termasuk bagaimana cara bertanam di lahan sempit dengan vertikultur,†ujar alumnus jurusan agronomi, Fakultas Pertanian (FP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) itu.
Suhadi mengakui, sejumlah petani bergidik menyaksikan model pertanian vertikultur. “Dikira biayanya mahal, padahal sebenarnya murah karena media tanam bisa dipakai berkali-kali panen,†ujarnya.
From: http://ping.fm/fTC0W
“Terus terang saya bukan penemu cara bercocok tanam model vertikultur. Saya hanya ingin memperkenalkan vertikultur dan mengajak masyarakat di kota untuk gemar bercocok tanam walaupun di lahan sempit di halaman rumah,†ujar Suhadi ditemui di Tegalbero Camp miliknya di Tegalbero, Kel. Wirogunan, Kota Pasuruan.
Tegalbero Camp merupakan model pertanian terpadu yang mewadahi perkebunan, pertanian, perikanan, dan peternakan (buntaninak). Melalui Lembaga Pengembangan Kewirausahaan (LPK), Suhadi menggarap lahan Tegalbero Camp seluas sekitar 2,5 hektare, yang terletak sekitar 1 km di pinggiran Kota Pasuruan.
“Saya ingin Tegalbero Camp ini menjadi model pertanian terpadu yang bisa diikuti warga kota termasuk bagaimana cara bertanam di lahan sempit dengan vertikultur,†ujar alumnus jurusan agronomi, Fakultas Pertanian (FP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) itu.
Suhadi mengakui, sejumlah petani bergidik menyaksikan model pertanian vertikultur. “Dikira biayanya mahal, padahal sebenarnya murah karena media tanam bisa dipakai berkali-kali panen,†ujarnya.
From: http://ping.fm/fTC0W